SELAMAT DATANG

Minggu, 21 Agustus 2011

USAHA DAN ENERGI

ENERGI DAN USAHA
Energi dan Usaha

Home Work

 
    1.    Jelaskan perbedaan konsep massa dan berat!
    2.    Jika berat benda di suatu tempat 50 N dan percepatan gravitasi bumi di tempat itu 10
m/s2, hitunglah massa benda tersebut!
    3.    Sebuah bola logam bermassa 4 kg terletak di atas lantai. Berapakah berat bola logam
jika percepatan gravitasi di tempat itu 9,8 m/s2?
    4.    Hitunglah massa sebuah benda yang beratnya 65 N jika percepatan gravitasi di tempat
tersebut 9,8 m/s2!
    5.    Sebuah kubus kayu massanya 5 kg. Berat kubus kayu tersebut di suatu tempat adalah
48 N. Berapa percepatan gravitasi di tempat tersebut?

Massa 'n Berat...!!!!

Di kelas VII kita telah mempelajari bahwa kilogram
merupakan satuan dari massa dan bukan satuan berat. Dengan demikian, kita
mengetahui bahwa berat yang dikatakan oleh si penjual sebenarnya adalah
massa. Masih ingatkah kamu apa perbedaan antara massa dengan berat benda?
Massa suatu benda merupakan banyaknya partikel yang terdapat dalam
benda. Massa benda bersifat tetap, artinya tidak dipengaruhi oleh gravitasi.
Sedangkan berat benda menyatakan besarnya gaya gravitasi yang bekerja pada
benda tersebut. Karena berat merupakan sebuah gaya maka berat benda dapat
diukur dengan menggunakan neraca pegas.
Berat benda
secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut.
    �� w = m · g 

Task 2

Soal :
1. BSE,, Soal Penguasaan Materi 9.3 Hal. 173 no 1, 3, 4 dan 6
2. BSE,, Tes Kompetensi Bab 9 Hal 180 bagian B no 1, 3 dan 5

>> Tugas Dikumpul atau dapat dikirim via E_mail : vitrysainsphysics@yahoo.com

Newton's Law

5.2. Menerapkan hukum Newton untuk menjelaskan berbagai peristiwa dalam kehidupan sehari-hari
  • Hukum I Newton | Materi 
  • Hukum II Newton | Materi 
  • Hukum III Newton | Materi  

Hukum I Newton 
Jika resultan gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol maka benda
yang mula-mula diam akan tetap diam dan benda yang mula-mula bergerak lurus
beraturan akan tetap bergerak lurus beraturan. (F = 0)

Hukum II Newton


Bayangkan jika suatu lemari didorong oleh kamu dibandingkan dengan didorong dibantu oleh temanmu, maka lemari akan lebih sulit digeser. Dengan demikian, semakin besar gaya yang bekerja pada benda, benda akan bergerak semakin cepat. Sekarang bayangkan pula, jika kamu mendorong sebuah meja dengan gaya yang besarnya sama dengan besar gaya yang digunakan untuk menggeser lemari maka meja tersebut akan bergeser lebih cepat. Jadi, dapat kita simpulkan bahwa semakin kecil massa suatu benda, benda akan lebih cepat bergerak. Peristiwa-peristiwa di atas sesuai dengan hukum II Newton yang berbunyi: Percepatan yang ditimbulkan oleh gaya yang bekerja pada benda berbanding lurus dengan besar gayanya dan berbanding terbalik dengan massa benda.

Secara matematis, hukum II Newton dapat dirumuskan sebagai berikut.

Keterangan:
a : percepatan benda (m/s^2)
m : massa benda (kg)



Contoh penerapan hukum II Newton adalah pada gerakan di dalam lift. Ketika kita berada di dalam lift yang sedang bergerak, gaya berat kita akan berubah sesuai pergerakan lift. Saat lift bergerak ke atas, kita akan merasakan gaya berat yang lebih besar dibandingkan saat lift dalam keadaan diam. Hal yang sebaliknya terjadi ketika lift yang kita tumpangi bergerak ke bawah. Saat lift bergerak ke bawah, kita akan merasakan gaya berat yang lebih kecil daripada saat lift dalam keadaan diam.

Hukum III Newton


Mengapa ketika jari tangan kita menekan meja semakin kuat akan terasa sakit? Sebenarnya ketika kita menekan meja berarti kita memberikan gaya pada meja. Tangan kita akan merasa sakit sebab meja akan memberikan gaya yang besarnya sama dengan gaya tekan tangan kita, tetapi arahnya berlawanan. Jadi, jika kita perhatikan, gaya bukanlah sesuatu dalam benda tersebut tetapi merupakan interaksi antara dua benda. Peristiwa di atas merupakan contoh dari hukum III Newton, yang dikenal sebagai hukum aksi-reaksi, yang bunyinya: Jika benda pertama memberikan gaya pada benda kedua maka benda kedua akan memberikan gaya yang besarnya sama tetapi arahnya berlawanan.

Secara matematis, hukum III Newton dapat dinyatakan dengan rumus berikut.
Hukum III Newton berlaku pada dua gaya yang merupakan pasangan aksi-reaksi. Dua gaya dikatakan pasangan aksi-reaksi jika:
  • bekerja pada dua benda yang berbeda,
  • saling berinteraksi,
  • besarnya sama dan berlawanan arah.
Contoh penerapan hukum III Newton dapat kita jumpai pada peristiwa merapatnya perahu ke dermaga. Ketika tali perahu telah terikat ke dermaga namun perahu belum merapat ke dermaga maka nelayan akan menarik tali perahu. Nelayan tersebut memberikan gaya tarik yang arahnya menjauhi dermaga, hal ini menyebabkan perahu mendekat ke dermaga. Perahu dapat mendekat ke dermaga karena adanya gaya reaksi yang arahnya berlawanan dengan gaya tarik yang diberikan oleh nelayan.

Task 1

Diskusi Kelompok :
* Jenis - Jenis Gaya dan Contoh Gaya
* Gaya Gesek yang Menguntungkan dan Merugikan
(Kirim hasil Diskusi Via E_mail : vitrysainsphysics@yahoo.com)
GooD Luck....!!!^_~

Gaya dan Penerapannya

Semester I
Standar Kompetensi
5. Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan sehari-hari

Kompetensi Dasar
5.1. Mengidentifikasi jenis-jenis gaya, penjumlahan gaya dan pengaruhnya pada suatu benda yang dikenai gaya
  • Gaya dan Resultan Gaya | Materi | 
  • Jenis - Jenis Gaya
  • Gaya Gesek | Materi |
  • Gaya Berat | Materi | 

Gaya dan Resultan Gaya



Pengertian Gaya
Doronglah daun pintu sehingga terbuka. Tariklah sebuah pita karet. Tekanlah segumpal tanah liat. Angkatlah bukumu. Pada setiap kegiatan itu kamu mengerahkan sebuah gaya. Gaya adalah suatu tarikan atau dorongan yang dikerahkan sebuah benda terhadap benda lain. Kadang kadang, akibat suatu gaya tampak demikian jelas, seperti saat sebuah mobil sedang melaju dan menabrak sebatang pohon. Akan tetapi, akibat gaya-gaya lain tidak sejelas pohon yang ditabrak itu. Dapatkah kamu merasakan gaya dari lantai yang bekerja pada kakimu? Catatlah semua gaya yang mungkin kamu lakukan atau alami pada suatu hari tertentu. Bayangkan tindakantindakan seperti mendorong, menarik, merenggangkan, meremas, membengkokkan, dan menjatuhkan benda. 

Pada saat itu kamu mengerahkan gaya kepada benda tersebut. Bagaimana kamu dapat mengukur besar gaya? Besar gaya diukur dengan neraca pegas. Gaya diukur dalam satuan newton (N).



Gaya Sentuh dan Gaya Tak Sentuh
Pada saat kamu mendorong meja, kamu harus menyentuh meja itu untuk mengerahkan gaya kepada meja itu. Demikian pula jika kamu hendak melontarkan batu dengan menggunakan ketapel. Gaya otot pada saat kamu mendorong meja dan gaya pegas pada saat kamu melontarkan batu dengan ketapel termasuk gaya sentuh. Disebut gaya sentuh karena sebuah benda yang memberikan gaya harus menyentuh benda lain yang dikenai gaya tersebut. Contoh lain gaya sentuh adalah gaya gesekan, yang akan kita bahas nanti. Jika kamu melepaskan kapur dari ketinggian tertentu, maka kapur itu akan jatuh ke bawah, ditarik oleh gaya gravitasi Bumi. Gaya gravitasi termasuk gaya tak sentuh, karena tanpa harus melalui sentuhan kapur dan Bumi. Gaya listrik dan gaya magnet adalah contoh lain gaya tak sentuh.

Akibat Gaya terhadap Benda
Apa yang terjadi pada sebuah benda saat gaya dikenakan pada benda tersebut? Apabila sebuah benda sedang bergerak, apakah gaya tersebut mengubah kecepatan benda itu? Coba bayangkan anak yang sedang menendang bola. Kecepatan bola tersebut tentunya berubah begitu benturan terjadi. Jadi gaya dapat mengubah kecepatan benda. Bayangkan pula plastisin yang ditekan. Pada saat menekan plastisin, tangan itu memberikan gaya kepada plastisin itu. Bagaimana bentuk plastisin setelah ditekan? Ternyata gaya juga dapat menyebabkan bentuk benda berubah.

Resultan Gaya
  • Gaya-Gaya Setimbang
Gaya-gaya tidak selalu mengubah kecepatan. Bayangkan dua tim yang sedang tarik tambang. Kedua tim tersebut sama-sama mengerahkan gaya dengan arah berlawanan. Bila kedua tim tersebut tidak bergerak, maka gaya yang dilakukan kedua tim pada tali tersebut sama besar. Gaya yang menarik tali ke kiri diimbangi dengan gaya yang menarik tali ke kanan. Gaya-gaya yang besarnya sama dan arahnya berlawanan yang bekerja pada sebuah benda disebut gaya-gaya setimbang.
  • Gaya-gaya Tak Setimbang
Pernahkah kamu menarik sebuah gerobak yang bermuatan? Untuk membuat gerobak bergerak, kamu harus menarik gerobak tersebut. Jika gaya yang kamu kerahkan tidak cukup besar, kamu mungkin meminta bantuan temanmu. Temanmu mungkin akan menarik gerobak itu bersamamu atau mendorongnya dari belakang. Dua gaya tersebut, yaitu gaya dari kamu dan temanmu akan bekerja pada arah yang sama. Jika dua gaya bekerja pada arah yang sama, maka kedua gaya itu dijumlahkan, seperti ditunjukkan pada gambar.

Gaya total atau gaya resultan pada gerobak tersebut sama dengan jumlah kedua gaya itu. Jikagaya total pada suatu benda menuju ke arah tertentu, gaya tersebut disebut gaya-gaya tak setimbang. Gaya-gaya tak setimbang selalu mengubah kecepatan sebuah benda. Apabila temanmu mendorong gerobak dengan arah yang berlawanan dengan arah gaya dorongmu, gaya-gaya itu digabung dengan cara yang berbeda. Jika dua gaya berlawanan arah, maka gaya total kedua gaya tersebut merupakan selisih kedua gaya. Jika satu gaya lebih besar daripada gaya yang lain, gerobak itu akan bergerak ke arah gaya yang lebih besar. Dalam hal ini temanmu jelas tidak membantu kamu. Menurut pendapatmu apa yang terjadi jika gaya dorongmu dan gaya dorong temanmu sama dan berlawanan arah.

Jadi, gaya dapat digambarkan sebagai anak panah. Panjang anak panah menunjukkan besar gaya, dan arah anak panah menunjukkan arah gaya. Dengan menggunakan anak panah ini kamu dapat menyatakan berapa besar hasil gabungan gaya-gaya itu dan ke mana arahnya.

Gaya Gesek



Gelindingkan sebuah bola di atas lantai yang licin, apa yang terjadi? Ternyata bola meluncur terus sepanjang lantai. Sekarang gelindingkan bola tersebut di atas tanah! Apakah yang terjadi? Ternyata gerakan bola akan semakin lambat dan akhirnya berhenti. Mengapa demikian? Hal ini terjadi karena adanya gaya gesek antara bola dengan tanah. Gaya gesek dapat terjadi pada zat padat, cair, bahkan gas. Benda-benda yang bergesekan selalu menimbulkan panas. Gaya gesek ada 2 macam, yaitu gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis. Gaya gesek statis terjadi pada benda diam atau akan bergerak. Sedangkan gaya gesek kinetis terjadi pada benda yang bergerak.

Sebelumnya telah disebutkan bahwa besar gaya gesek ditentukan oleh kekasaran permukaan bidang yang bersentuhan. Dengan demikian, besar gaya gesek tidak tergantung pada luas permukaan bidang yang bergesekan. Besar gaya gesek dirumuskan sebagai berikut.

f : gaya gesek (N)
miu : koefisien gesek
N : gaya normal (N)

Kita sering memanfaatkan gaya gesek, dalam kehidupan sehari-hari. Ada gaya gesek yang menguntungkan dan ada yang merugikan. Contoh gaya gesek yang menguntungkan antara lain:
  • Gaya gesek yang timbul ketika kita berjalan. Jika tidak ada gaya gesek maka kita tidak dapat berjalan dengan baik.
  • Ban mobil dibuat bergerigi untuk menghindari selip ketika melewati jalan yang licin.
Sedangkan contoh gaya gesek yang merugikan antara lain:
  • Gesekan antara bagian-bagian mesin yang menyebabkan aus. Gesekan ini dapat dikurangi dengan pemberian oli.
  • Permukaan jalan raya yang kasar menyebabkan ban mobil cepat halus

 Karakteristik dari gaya gesek adalah sebagai berikut:
  1. Antara dua buah benda yang bersentuhan terjadi gaya gesek.
  2. Sebuah benda akan bergerak jika gaya yang bekerja pada benda lebih besar dari gaya geseknya.
  3. Gaya gesek selalu berlawanan arah dengan arah gerak benda.
  4. Besarnya gaya gesek antara dua buah benda ditentukan oleh kekasaran atau kehalusan permukaan-permukaan yang bersentuhan.

Gaya Berat



Kali ini kita akan membahas mengenai gaya berat atau lebih sering disebut dengan berat. Pada umumnya orang telah salah dengan mengatakan massa sebagai berat benda.

Masih ingatkah kamu apa perbedaan antara massa dengan berat benda? Massa suatu benda merupakan banyaknya partikel yang terdapat dalam benda. Massa benda bersifat tetap, artinya tidak dipengaruhi oleh gravitasi. Sedangkan berat benda menyatakan besarnya gaya gravitasi yang bekerja pada benda tersebut. Karena berat merupakan sebuah gaya maka berat benda dapat diukur dengan menggunakan neraca pegas.


Jadi, massa benda besarnya sama di mana pun pengukuran massa dilakukan, sedangkan berat benda berubah tergantung letaknya. Hal ini disebabkan besar percepatan gravitasi di setiap tempat tidak sama, tergantung jaraknya dari pusat bumi. Berat benda di daerah kutub akan lebih besar daripada berat benda di khatulistiwa. Hal ini disebabkan jarak kutub lebih dekat ke pusat bumi bila dibandingkan dengan khatulistiwa. Dengan demikian, berat suatu benda berubah tergantung letaknya dari pusat bumi. Setiap benda yang ada di bumi memiliki berat. Berat benda secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut.

Keterangan:
m : massa benda (kg)

Mari Belajar...!!!

Download

Daftar materi yang dapat diunduh dalam blog ini.
Modul pembelajaran :
Kelas 7
  1. Pengukuran
  2. Suhu dan Pengukurannya (new)
Kelas 8
  1. Getaran
  2. Gelombang
  3. Bunyi
  4. Cahaya
  5. Alat Optik
Media Pembelajaran
a. Powerpoint
  1. Listrik Statis
  2. hukum Coulomb
  3. Listrik Dinamis
  4. Hukum ohm dan hambatan
  5. Kemagnetan
  6. Induksi Elektromagnetik
b. Flash
  1. Listrik Dinamis NEW
  2. Elektroskup
  3. Model Atom
  4. Lambang Atom
  5. Interaksi muatan listrik
  6. Membuat muatan dengan menggosok
  7. Pengertian induksi listrik
  8. Membuat muatan dengan induksi – 1
  9. Membuat muatan dengan induksi – 2
  10. Membuat muatan dengan induksi – 3
  11. Membuat muatan dengan induksi – 4
  12. Petir
  13. lensa cembung
  14. umbra
  15. penumbra

BSE IPA

Kelas 7

  1. Karangan Wasis dan Sugeng Irianto
  2. Karangan Teguh Sugiyarto dan Eni Ismaryati
  3. Wasis dkk : CTL ( edisi 4)
  4. IPA Terpadu : Ani Winarsih
Kelas 8
  1. Karangan Agus Krisno
  2. Contextual Teaching and L earning IPA -Rinie Pratiwi
  3. Karangan Wasis dan Sugeng Yulianto
  4. Karangan Saeful Karim dkk
Kelas 9
  1. Mari Belajar Ilmu Alam Sekitar- Sukis Wariyono
  2. Contextual Teaching IPA -Nur Kuswanti
  3. IPA Terpadu dan Kontekstual – Dewi Ganawati
  4. IPA IX – Elok Sudibyo dkk

Bagamana Belajar Fisika yang baik

Bagamana Belajar Fisika yang baik

Science Corner‎ > ‎Pendidikan Dasar‎ > ‎SMP‎ > ‎IPA Fisika‎ > ‎

Bagaimana Belajar Fisika yang Baik ?

Dari milis Fisika Indonesia, kakak kita Haryo Sumowidagdo, menerangkan bagaimana cara belajar fisika yang baik ..., berikut ini adalah pendapatnya (Catatan: Bagai adik-adik yang menyukai Fisika, ada baiknya mengikuti nasihat ini, jangan sampai menyesal dikemudian hari karena mengambil 'cara' yang salah @_@ ) : 

Pendapat saya sampai hari ini belajar fisika terbaik adalah dengan mengikuti kembali bagaimana suatu konsep/teori fisika ditemukan, dan bagaimana fisikawan sebenarnya bekerja.

1. Demonstrasi, percobaan, dan peragaan fisika.
Maxwell Boltzmann Distribution Experiment

2.Menghubungkan bagian #1 dengan analisis kuantitatif dan formulasi matematika dari fisika.

3. Penggunaan formulasi matematika dari #2 untuk problem-problem yang lebih sulit.

4. Pengujian hasil-hasil yang diperoleh pada #3 dengan eksperimen.

Pada umumnya, pengajaran fisika di SMA maupun universitas tingkat I langsung melompat ke nomor 3 dan 4. Sehingga hubungan antara fenomena (gejala fisika di alam) dan formulasi (perumusan matematika dari suatu konsep fisika) terputus. Nomor 1 dan 2 biasanya cuma diceritakan (atau dianggap sudah tahu).

Hasil dari pendidikan setengah-setengah ini adalah siswa pada umumnya pecah menjadi dua golongan:

1. Golongan pertama adalah orang yang merasa fisika hanya merupakan corat-coret di atas kertas atau program komputer, dan tidak berlaku di dunia nyata --> Ini pendapat yang jelas salah, karena persamaan-persamaan fisika itu berasal dari pengamatan dan eksperimen di dunia nyata.

2. Golongan kedua adalah orang yang mampu melakukan perhitungan rumit di atas kertas atau memprogram komputer, namun tidak bisa mengkaitkan perhitungan tersebut dengan suatu fenomena/besaran fisika yang nyata --> Ini bukan fisikawan melainkan matematikawan.

Penerapan sistem belajar semacam ini memang sulit karena mensyaratkan siswa menguasai matematika. Pribadi saya menganggap tidak realistis untuk mengajarkan fisika tanpa matematika: Siswa yang mempelajari fisika tanpa matematika memang menjadi tahu konseptual/ide, namun mereka tidak mampu menyelesaikan persoalan nyata yang memerlukan analisis dan perhitungan kuantitatif. Padahal salah satu uji kebenaran konsep teori fisika dengan hasil eksperimen adalah kesesuaian secara kuantitatif.

Tantangannya disini adalah untuk point #1 dan #2: Bagaimana mendesain dan melaksanakan eksperimen-eksperimen yang mudah, biayanya terjangkau, namun tetap menggambarkan prinsip fisika dengan benar.

Dulu saya ingat ada 2 buku karangan Hans-Jurgen Press yang diterbitkan Penerbit Angkasa Bandung yakni 'Bermain dengan Ilmu Pengetahuan' dan 'Rahasia Sehari-hari' yang berisi banyak percobaan-percobaan semacam ini. Demikian pula buku 'How Things Works' dari Louis Bloomfeld saya dengar sangat bagus.

Pengalaman saya .. siswa pada umumnya baru percaya jika memang mereka melihat buktinya didepan mata: bahwa rumus fisika itu memang benar, bisa dibuktikan, dan bisa memprediksi hasil eksperimen.
Dan bukan cuma sekedar rumus yang direkayasa namun tidak memiliki kaitan dengan dunia nyata.

sebuah upaya menggapai mimpi

Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa

Persoalan yang muncul di masyarakat kita, seperti korupsi, kekerasan, kejahatan seksual, perusakan, perkelahian massa, kehidupan ekonomi yang konsumtif, kehidupn politik yang tidak produktif, dan sebagainya menjadi konsumsi keseharian di media massa. Seolah, tidak ada hari tanpa berita korupsi, kekerasan dan pola-pola licik para licikwan.
Berbagai alternatif sejak zaman orde baru diujicobakan. Salah satunya adalah simulasi P4 dan sebagainya. Hasilnya, walau tidak dapat dikatan berhasil 85 prosen, tetapi paling tidak sudah mencoba mengerem permasalahan di atas. Untuk sekarang, P4 sudah terkubur, lalu siapa yang mengerem keruwetan-kesemrawutan tata beretika, bersosial dan ber”hukum” kita????
Benarkah, di era reformasi dan otonomi daerah sekarang ini justru keruwetan tambah menjadi-jadi? Kalau, jawabannya “ya”, ada apa dengan kita? Benarkah, ini semua lahir dari “pendidikan” yang tidak menyentuh sisi humumniora, atau memang kita telah kehilangan panutan, yang ada hanya tontonan.
Berbagai alternatif penyelesaian diajukan seperti peraturan, undang-undang, peningkatan upaya pelaksanaan dan penerapan hukum yang lebih kuat. Alternatif lain yang banyak dikemukakan untuk mengatasi, paling tidak mengurangi, masalah budaya dan karakter bangsa yang dibicarakan itu adalah pendidikan.
Pendidikan dianggap sebagai alternatif yang bersifat preventif karena pendidikan membangun generasi baru bangsa yang lebih baik. Sebagai alternatif yang bersifat preventif, pendidikan diharapkan dapat mengembangkan kualitas generasi muda bangsa dalam berbagai aspek yang dapat memperkecil dan mengurangi penyebab berbagai masalah budaya dan karakter bangsa. Memang diakui bahwa hasil dari pendidikan akan terlihat dampaknya dalam waktu yang tidak segera, tetapi memiliki daya tahan dan dampak yang kuat di masyarakat.
Perhatian pemerintah dan keprihatinan kita terhadap “nasib” bangsa ini akhirnya berakumulasi pada kebijakan pemerintah mengenai pendidikan budaya dan karakter bangsa yang menjadi salah satu program unggulan pemerintah, paling tidak untuk masa 5 (lima) tahun mendatang. Pedoman sekolah ini adalah rancangan operasionalisasi kebijakan pemerintah dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa.
Pengembangan budaya dan karakter bangsa hanya dapat dilakukan dalam suatu proses pendidikan yang tidak melepaskan peserta didik dari lingkungan sosial,budaya masyarakat, dan budaya bangsa. Lingkungan sosial dan budaya bangsa adalah Pancasila; jadi pendidikan budaya dan karakter bangsa haruslah berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Dengan kata lain, mendidik budaya dan karakter bangsa adalah mengembangkan nilai-nilai Pancasila pada diri peserta didik melalui pendidikan hati, otak, dan fisik.
Fungsi pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah:
1. pengembangan: pengembangan potensi peserta didik untuk menjadi pribadi berperilaku baik; ini bagi
peserta didik yang telah memiliki sikap dan perilaku yang mencerminkan budaya dan
karakter bangsa;
2. perbaikan: memperkuat kiprah pendidikan nasional untuk bertanggung jawab dalam pengembangan
potensi peserta didik yang lebih bermartabat; dan
3. penyaring: untuk menyaring budaya bangsa sendiri dan budaya bangsa lain yang tidak sesuai
dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang bermartabat.
Tujuan pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah:
1. mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik sebagai manusia dan warganegara yang
memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa;
2. mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai
universal dan tradisi budaya bangsa yang religius;
3. menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai generasi penerus bangsa;
4. mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif, berwawasan
kebangsaan; dan
5. mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh
kreativitas dan persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan (dignity).
Adapun nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang harus diintegrasikan dalam pembelajaran adalah sebagai beerikut:
1. Religius
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap
pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
2. Jujur
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam
perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3. Toleransi
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang
lain yang berbeda dari dirinya.
4. Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
5. Kerja Keras
Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas,
serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
6. Kreatif
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
7. Mandiri
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
8. Demokratis
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
9. Rasa Ingin Tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang
dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
10. Semangat Kebangsaan
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas
kepentingan diri dan kelompoknya.
11. Cinta Tanah Air
Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang
tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
12. Menghargai Prestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat,
dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
13. Bersahabat/Komuniktif
Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.
14. Cinta Damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman
atas kehadiran dirinya.
15. Gemar Membaca
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
16. Peduli Lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan
mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
17. Peduli Sosial
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang
membutuhkan.
18. Tanggung-jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan,
terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha
Esa.
Pelaksanaan dalam pembeljaran
Pada prinsipnya, pengembangan budaya dan karakter bangsa tidak dimasukkan sebagai pokok bahasan tetapi terintegrasi ke dalam mata pelajaran, pengembangan diri, dan budaya sekolah. Oleh karena itu, guru dan sekolah perlu mengintegrasikan nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa ke dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Silabus dan Rencana Program Pembelajaran (RPP) yang sudah ada.
Prinsip pembelajaran yang digunakan dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa mengusahakan agar peserta didik mengenal dan menerima nilai-nilai budaya dan karakter bangsa sebagai milik mereka dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya melalui tahapan mengenal pilihan, menilai pilihan, menentukan pendirian, dan selanjutnya menjadikan suatu nilai sesuai dengan keyakinan diri. Dengan prinsip ini, peserta didik belajar melalui proses berpikir, bersikap, dan berbuat. Ketiga proses ini dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam melakukan kegiatan sosial dan mendorong peserta didik untuk melihat diri sendiri sebagai makhluk sosial.
Prinsip-prinsip pengintegrasian Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa dalam Pendidikan
1. Berkelanjutan;
2. Melalui semua mata pelajaran, pengembangan diri, dan budaya sekolah
3. Nilai tidak diajarkan tapi dikembangkan
4. Proses pendidikan dilakukan peserta didik secara aktif dan menyenangkan
Salah satu upaya pemerintah mengaplikasikan dalam pembelajaran adalah melaui Training of trainers (TOT) Pengintegrasian Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa di Royal Orchids Garden, Batu, Malang pada tanggal 1 s.d. 3 September 2010. Dari SMA Negeri 1 Kertosono diwakili oleh Drs. Sigit Priyanto, M.MPd.; Drs. Zainuri, M.MPd.; Drs. Sigid Priyono.
Pada waktu yang bersamaan dengan kegiatan di atas, juga dilaksanakan TOT Guru Pembina Olimpiade Matematika dan sain. Dari SMA Negeri 1 Kertosono diwakili oleh Dra. Erna Wirastuti (Biologi); Dwi Nugroho Wiji Astuti, S.Pd. (Kimia); Nurhadi, S.Pd. (Matematika); Agus Hariyanto, S.Pd. (Fisika)
Pengintegrasian Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa adalah tanggung jawab kita semua. Nasib bangsa ini harus jadi bagian dari komitmen kita: tangung jawab bersama!